Kamis, 02 Oktober 2014

Exposure Triangle


Exposure triangle merupakan hal yang paling dasar ketika kita belajar menggunakan pengaturan kamera secara manual, dan jika kalin yang sedang mulai belajar fotografi mungkin kalian akan sedikit terobsesi dengan apa itu ISO, aperture dan shutter speed.


Aperture - Depth of Field, Ketika pertama kali mengetahuhi bahwa ada lensa yang lebih "cepat" dari lensa yang lain (aperture bisa lebih lebar), dan itu yang diperlukan untuk membuat foto bagus pada kondisi low-light atau rendah cahaya, pasti sebagian besar kita akan bergumam.. "Bagus, masalah bisa terselesaikan", tetapi sebenarnya percaya atau tidak masalah belum terselesaikan. Kenapa? Karena ketika menggunakan aperture f/1.4 pada lensa 50mm bisa menyebabkan Depth of Field (DOF) yang sangat sempit, jadi jika Sobat memotret acara pernikahan dan kalian berencana untuk memaksimalkan lebar aperture, maka lebih baik kalian memiliki rencana lain, karena kemungkinan salah fokus akan terjadi. Kesimpulannya adalah: Ketika merubah aperture, jangan hanya terpaku pada "Cahaya lebih", tetapi juga pikirkan Depth of Field.

Shutter Speed - ketajaman, Ketika pertama kali belajar tentang exposure triangle, setiap pengaturan kamera biasanya dijelaskan bagaimana hubungannya dengan cahaya. Pengaturan aperture berarti membiarkan lebih banyak/sedikit cahaya yang masuk, sedangkan shutter speed merupakan rentang waktu lama tidaknya cahaya masuk, dan ISO adalah tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti contoh diatas, selalu ada faktor lain ketika mempertimbangkan memilih sebuah pengaturan. Shutter Speed, bukan hanya lama shutter terbuka yang harus dipikirkan, menggunakan shutter speed terlalu lambat pada kondisi rendah cahaya bisa menyebabkan camera shake atau motion blur pada obyek gerak. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hasil foto yang terkesan kabur dan jauh dari kata tajam. Investasilah pada lensa dengan fitur IS (Image Stabilising) jika memungkinkan. Fitur ini akan membantu kalian menciptakan foto yang lebih tajam ketika memotret pada kondisi rendah cahaya atau focal length yang panjang (zoom). Kesimpulannya adalah shutter speed = ketajaman.


ISO - Grain, ISO bisa menjadi teman terbaik tetapi bisa juga menjadi musuh bebuyutan, biasanya ISO merupakan pengaturan yang dilakukan terakhir kali sebelum aperture dan shutter speed. Beberapa diantara fotografer seringkali membenci Noise yang dihasilkan oleh ISO. Tiap kamera memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengatasi timbulnya noise. ISO bukanlah sekedar angka penyeimbang dari exposure triangle. Sobat tidak selalu bisa dengan mudahnya menggunakan ISO 3000 dan melupakan dampaknya. Sobat harus tahu bahwa semakin tinggi angka ISO berarti mengakibatkan lebih banyak noise/grain. Beberapa fotografer sengaja menambahkan ISO pada hasil foto mereka, terutama pada foto-foto hitam putih, jadi pada dasarnya ISO tinggi = Grain

Tips Fotografi

1. Penerangan yang fleksibel karena built in flash tidak dapat di gunakan pada semua situasi. Gunakan external flash, diffuser(membuat cahaya flash lebih lembut), lampu flash kedua sehingga cahaya seperti dalam studio.
2. Perluas pandangan dengan wide converter, panorama(foto objek dalam beberapa segmen dan satukan dalam PC)
3. Filter kamera agar dapat menghasilkan segalanya yang di inginkan dari sebuah jepretan. Gunakan filter polarizer(agar terhindar dari refleksi yang tidak di inginkan sehingga warna lebih cerah), filter UV(mengurangi efek kabut akibat pantulan sinar UV), filter gradual ND(untuk menyeimbangkan foto dengan latar belakang yang kontras)
4. Agar gambar foto lebih detail, anda bisa gunakan zoom extra pada kamera saku(digital zoom- namun kualitas gambar kurang), menambah teleconverter pada kamera saku dan maro converter untuk meningkatkan fungsi macro sehingga memperoleh foto gambar di mensi baru.
5. Gunakan LCD yang lebih baik agar foto dapat ekposure lebih baik di bawah sinar matahari. Alat itu antara lain: hood LCD(menampilkan kontras yang lebih baik di bawah sinar matahari), tube karton bekas tissue untuk menahan sinar matahari.
6. Filter kamera untuk menopang kamera jika ingin melakukan eksposure yang lebih lama dengan menggunakan berbagai macam tripod yaitu: ringan, mini dan monopod.
7. Filter kamera untuk foto outdoor minimal harus ada 2 orang atau lebih untuk mengerjakan pemotretan dengan menggunakan reflektor lipat ataupun manfaatkan dinding/kain berwarna putih yang di potret bersama dengan objek.

Teknik Blur pada fotografi

Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.

Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya pemotretan dan jarak dari subjek pemotretan. Subjek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda.